BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Walaupun bukan penyair
profesional,sebenarnya hampir setiap orang dari kita pernah menjadi
penyair,dalam arti memciptakan puisi. Pada saat – saat tertentu,misalnya ketika
sedang bahagia,sedih atau pada saat-saat jatuh cintabanyak dari kita tiba-tiba menjadi penyair. Pada
saat seperti itu kita akan merekan dan mengekpresikan perasaan dan pengalaman
kita dalam sebuah puisi. Dengan demikian, seetiap orang dapat di katakan memiliki potensi untuk menjadi penyair atau
penulis puisi.
Persoalannya kemudian, mengapa
ada seorang penulis puisi yang kemudian berhak menyandang predikat penyair,
dalam arti profesional, tetapi ada juga yang tidak berhak menyandang predikat
itu? Tampak nya hal itu berkaitan erat dengan kualitas puisi yang
diciptakannya. Kalau kita amati dan baca catatan proses kreatif sejumlah
penyair di indonesia,kita akan mengetahui bahwa masalah kualitas dan predikat
penyair ini berkaitan erat dengan kesungguhan,kualitas dan intensitas waktu
dalam mennggeluti dunia penulisan puisi.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar balakang yang telah di kemukakan di atas maka makalah yang akan kami
bahas danm penulisan puisi adalah:
1.
Tahap-tahap dalam proses penulisan puisi;
2.
Penulisan puisi.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk:
1.
Membantu dalam belajar menilis puisi,
2.
Menambah wawasan dan ketranpilan dalam menulis puisi,
3.
Mengetahui langkag-langkan dalam proses penulisan puisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TAHAP-TAHAP PENULISAN PUISI
Sebelum
seorang penyair berhasil menciptakan sebuah puisi,maka pada umumnya akan
melewati sejumlah tahap. Utami Munandar ( 1993 ) menyimpulkan ada 4 tahap dalam
proses pemikiran kreatif,yang juga berlaku dalam proses penciptaan karya sastra,termasuk
puisi. Keempat tahap tersebut adalah:
1.
Tahap persiapan dan usaha.
Pada tahap ini orang akan mengumpulkan informasi dan data yang di
butuhkan. Makin banyak pengalaman atau
informasi yang dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang digarapnya,makin
memudahkan dan melancarkan perlibatan dirinya dalam proses tersebut (
Munandar,1993 ). Tahap pertama di mulai dengan tergeraknya hati seseorang untuk
menulis puisi. Puisi bisa mengenai apa saja dan puisi mengenai apa saja bisa
berarti apabila puisi itu benar-benar bernilai.
2.
Tahap inkubasi atau pengendapan.
Pada tahap ini semua informassi
dan pengalaman yang di butuhkan serta berusaha dengan perlibatan diri sepenuhnya
untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin., maka biasanya di perlukan waktu untuk
mengendapkan semua gagasan tersebut,di inkubasi dalam alam prasadar. Pada tahap
ini akan melakukan empati bagaimana seandainya kita sendiri yang mengalaminya.
3.
Tahap iluminasi
Pada tahap ini kita akan memcoba
mengekpresikan masalah dalam sebuah puisi. dalam engekpresikan ide atau gagasan
puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena bahasalah yang akan di gunakan
sebagai media ekpresi. Semakin sering kita menulis puisi,maka akan terampil
mengekpresikan puisi dalam bahasa yang indaah yang estestis.
Tahap iluminasi ada yang perlu
kita perhatikan,yaitu yang berkaitan dengan sifat ekpresi puisi secara
keteristik berbeda dengan prosa. Mengenai hal ini A.W de Groot ( dalam
Slametmuljana,1956 ) pernah mengatakan sebagai berikut.
Perbedaan
pokok antara prosa ;
a.
Kesatuan- kesatuan korespondensi prosa yang berpokok adalah kesatuan
sintaksis,kesatuan korespondensi puisi resminya- bukan kesatuan
sintaksis-kesatuan akustis.
b.
Didalam puisi korespondensidari corak tertentu,yang terdiri dari
kesatuan-kesatuan tertentu pula,meliputi seluruh puisi dari semula sampai
akhir,kesatuan itu disebut baris sajak.
c.
Di dalam baris sajak ada periodositas dari mula sampai akhir.
Di samping itu, perlu juga di
perhatikan perbedaan prosa dan puisi yang berkaitan dengan kadar kepadatan
ekpresinya.ekpresi puisi bersifat padat. Sementara prosa tidak,seperti yang
dikemukakan oleh Pradopo ( 1990 ) bahwa puisi itu hasil aktivitas yang
memadatkan,sedangkan prosa hasil aktivitas yang menyebarkan. Contoh ekpresi
yang padat dan tidak padat adalah sebagai berikut.
1.
Kibaran koran sore di tanganmu
Betapa indah dan memanggil-maggil
Mereka yang menunggu bis
penjemput ke entah
2.
Dengan cekatan anak kecil itu melambai-lambaikan koran sore yang dibawanya
kepada orang-orang yang berdiri menunggu datangnya bis di terminal itu.
Beberapa orang tertarik untuk membelinya. Ada yang karena sekedar kasihan
dengan si anak. Tetapi ada juga yang karena ingin mengutahui berita sore itu.
Dari dua contoh tersebut kita dapat merasakan bahwa contoh ( 1) memiliki
ekpresi yang lebih padat dari pada contoh (2), sehingga dapat dikatakan(1)
contoh puisi dan (2) contoh prosa. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bahwa pada umumnya puisi mengekpresikan sesuatu secara tidak langsung. Ketidak
langsunggan ekpresi tersebutdi sebabkan karena pergantian arti,penyimpangan
arti,dan penciptaan arti. Oleh karena itu, di dalam puisi digunakan
bahasa-bahasa kiasan seperti metafora,metonimia dan lain-lain.
4.
Tahap verifikasi
Pada tahap ini
ketika seseorang penulis melakukan penilaian secara kritis terhadap karya
seendiri. Bila perlu, karya tersebut dapat dimodifikasi,direvisi,di tambah,atau
di hilangkan bagian-bagian yang yang tidak sesuai menurut perasaannya.
Tujuannya dari verifikasi adalah untuk menghasilkan suatu karya yang siap untuk
menghasilkan suatu karya yang siap untuk dikomunikasikan. Pada tahap ini
pengarang akan mengambil jarak,melihat seperti sudut pandang orang
lain,sehingga dapt memberikan tinjauan
secara kritis.
Di samping
membangdingkannya dengan puisi karya orang lain,virifikasi juga dapat dilakukan
dengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan orang lain untuk mendapatkan
masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya selanjutnya.
Dari uraian
tersebut kita sedah mengetahui bahwa
proses penulisan sebuah puisi melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut
sebenarnya sifatnya teoritis karen abagi para penyair profesional tahap-tahap
itu tidak selalu di ikuti dengan ketat atau seluruhnya dilalui.
2.2 PENULISAN PUISI
Dalam kegiatan
ini kita akan mempelajari perihal penulisan puisi anak-anak,puisi remaja,dan
puisi dewasa. Perbedaan puisi menjadi puisi anak-anak,puisi remaja,dan puisi
dewasa sebenarnya lebih didasarkan pada tingkat usia penulis puisi yang
berkaitan erat dengan isi dan gaya ekpresinya.
a.
Penulisan Puisi Anak-anak
Orang biasanya menggolongkan
anak-anak dalamkelompok usia prasekolah sampai dengan sekitar dua belas sampai
lima belas tahun atau mereka sampai tingkat sekolah menengah. Usia mereka yang
sangat erat dengan dunia, minat, cakrawala, pola pikir, serta kemampuan
bahasanya. Hal itulah yang akan berpengaruh dalam aktivitas
tulis-menlis,termasuk penlisan puisi.oleh karena itu,kalau kita berbcara
tentang puisi anak-anak kita hatus memperhatikan hal-hal tersebut duiatas.
Untuk mengetahui kateristik puisi anak-anak,perhatikan satu contoh puisi anak
oleh Tyas Purbasari,8 tahun.
JAM
Aku punya jam baru
Hadiah dari ibu
Karena aku rangking satu
Jamku warnanya biru
Selalu menemaniku tidur
...
Dari contoh puisi ank-anak
tersebut kita dapat melihat bahwa bahasa yang digunakan untuk mengekpresikan
puisi tersebut amat sederhana. Kata-katanya sederhana,bersifat
denokatif,ekpresi bersifat langsung,tetapi memiliki unsur kepuitisan, terutama
dari pengulangan bunyi u di setiap akhir baris yang
menyebabkan puisi enak dibaca. Dari contoh kita dapt menyimpulkan bahwa puisi
anak pada umumnya memiliki ciri: ( 1 ) masalah sesuai dengan dunia dan pola
pikir anak-anak,seperti sekolah,sesuatu yang disukai,pemujaan terhadap guru dan
orang tua,(2) ekpresi cenderung langsung,93) bahasa denotatif,(4) singkat,(5) unsur
kepuitisan dicapai lewat pengulangan kata dan bunyi.
b.
Penulisan Puisi Remaja
Mereka yang digolongkan remaja
biasanya berkisar pada usia kurang lebih enam belas sampai dembilan belas
tahun, atau mereka yang duduk di bangku SMP akhir sampai permulaan perguruan
tinggi. Yang berbeda dengan minat kelompok usia anak-anak, pada kelompok usia
mereka mulai tertarik pada masalah cinta murni,cinta di antara laki-laki dan
perempuan yang suci bersih yang kadang-kadang hanya timbul dalam perasaan saja.
Hal tersebut sesuai dengan perkembangan psikologis mereka pada usia remaja.
Contoh puisi remaja oleh M.I. Irawan T. Sebagai berikut:
Kata Hati
Maafkanlah aku..
Bila aku membuatmu
Merasa terganggu
Dengan kehadiranku..
Di dalam hat, aku...
Aku mencintaimu
Dengan sepenuh hatiku
Dengan separuh jiwa ragaku..
Hanya kepadamu..
Berada di dekatmu...
Merasakan belaian kasih sayangmu
Merasakan kebaikan cintamu
Kepadamulah kus serahkan jiwaku..
Hidup matiku di tanganmu...
Maafkanlah aku
Cintaku....hanya untukmu...
Dari cintoh kalu kita simpulkan
kateristik puisi remaja,maka dapat dikatakan bahwa puisi remaja: (1)
tema-temanya yang di olah beragam. Mulai dari masalah cinta,pergaulan dalam
dunia remaja,kepedulian terhadap lingkungan dan keadaan sekitarnya,sampai
renungan kehidupan dan kematian,(2) ekpresi cenderung bersifat langsung,(3)
penggunaan bahasa kiasan dalam taraf sederhana,(4) makna puisi mudah di
pahami,(5) dibandingkan puisi anak-anak puisi yang singkat,puisi remaja lebih
panjang.
c.
Penulisan Puisi Dewasa
Penyebutan puisi dewasa
sebenarnya tidak lazim karena biasanya puisiyang ditulis oleh orang dewasa
hanya di sebut puisi begitu saja. Dengan demikian,penyebutan tersebut hanya
dengan knteks pengajaran puisi di sekolah dan dalam rangka membedakanya dengan puisi anak-anak
dan remaja. Contoh puisi dewasa leh Goenawan Mohamad:
Bintang Kemukus
Bintang kemukus
Lewat lalu rayap
Hampir tak terlihat
Isyarat itu
Mengapa engkau terkesiap: wadah
Atau ketakutankah
Yang menunggumu,yang menunggumu?
Tidak. Tidak. Tidak .
Hidup hanya sehimpun headline
Keyika kita lewat terbaca
Huru-hara yang habis di halaman
lain
Di sebuah dunia,kita tak tahu
lagi di mana
( Goenawan Mohamad,1992)
Dari contoh kita mengetahui bahwa
puisi orang dewasa cendrung memiliki ciri struktur yang lebih kompleks,baik
ekpresinya maupun bahasanya. Bahkan ada puisi yang maknanya amat susuh di pahami seperti contoh diatas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Demikianlah
makalah puisi kami buat,untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kami
dan pembaca. Kesimpulan dari makalah kami adalah tahap-tahap dalam proses
penulisan puisi ada 4 yaitu tahp persiapan dan usaha,tahap inkubasi atau pengendapan,tahap
iluminasi dan tahap verifikasi. Dan penulisan puisi terbagi 3 yaitu penulisan
puisi anak-anak,penulisan puisi remaja,dan penulisan puisi dewasa. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang sudah memberikan seluruh
perhatiannya kepada makalah ini,dan yang telah memberikan kritik serta saran
yang sifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Danamo,
Saparda Djoko. 1984. Sihir Hujan.
Kualalumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.
Hadi,
W. M. Abdul. 1984. “ Bertemu Saya dengan Syeh Siti Jenar,” dalam Dua Puluh Sastra Bicara. Jakarta: Sinar
Harapan.
Munandar.SC.
Utami. 1993.” Upaya Peningkatan Kehidupan Sastra di Indonesia:Tinjauan
Psikologis,” dalam Warta hiski, Nomor
9/10 Desember.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking