BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Puisi
selalu berkembang dari dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu, pengertian
puisi pun waktu ke waktu selalu berubah
meskipun hakikatnya tetap sama. Perubahan pengertian itu disebabkan puisi
selalu berkembang karena perubahan konsep keindahan dan evolusi selera ( Riffterre, 1978, hlm. 1)
Dalam
kesusastraan Indonesia ada dua istilah sajak dan puisi. Kedua istilah itu
sering dicampurpadukan penggunaanya. Misalnya sajak Chairil Anwar, sajak Aku
disebut juga puisi Aku. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh masuknya
istilah puisi dari bahasa asing ke dalam sastra Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Apa Yang Dimaksud Puisi?
1.2.2
Bagaimana Proses Membaca Kraetif Dalam Karya Sastra Puisi?
1.3 TUJUAN MASALAH
1.3.1
Mengetahui Pengertian Puisi
1.3.2
Mengetahui Bagaimana Proses Membaca Kreatif Dalam Karya Sastra Puisi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PUISI
Karya sastra puisi terdiiri dari 2
jenis, yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut karangan bebas, sedangkan
puisi disebut karangan terikat. Akan tetapi, pada waktu sekarang, para penyair
berusaha melepaskan diri dari aturan yang
ketat itu hingga terciptalah sajak bebas.
Dalam sastra Indonesia ada dua
istilah puisi dan sajak. Puisi dalam bahasa Inggris poetry dan sajak dalam
bahasa Inggris poem. Puisi adalah jenis sastra, sedangkan sajak adalah individu puisi. Oleh karena itu, kedua
istilah itui jangan dicampurpadukan pemakainya.
Puisi
adalah karya seni. Sifat seni ini merupakan cirri khas puisi. Puisi adalah
sebuah karya yang fungsi estetikanya atau fungsi keseniannya dominan. Aspek
estetik ini bermacam-macam. Di antaranya gaya bunyi, gaya kata, dan gaya
kalimat serta wacana. Bahkan, aspek estetik itu terwujud dalam bentuk
tipografinya.
2.2 FUNGSI PUISI
Fungsi puisi adalah fungsi spiritual
yang sifatnya tidaklangsung bagi kehidupan fisikal yang praktis. Hal ini sesuai
dengan hakikat puisi yang merupakan ekspresi tidak langsung. Kegunaan atau
manfaat puisi ini behubungan dengan
kehidupan batin/ rohani atau kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan
manusia lewat kehidupan batin kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaannya ini
puisi mempengaruhi aktifitas kehidupan
fisik manusia.
2.3 JENIS-JENIS PUISI INDONESIA
2.3.1
Puisi Indonesia Lama
Puisi lama ada beberapa jeni. Akan
tetapi, yang paling dominan adalah syair dan pantun.
2.3.2
Puisi Indonesia Baru
Puisi baru atau puisi modern ada
bermacam-macam jenis. Tiap periode atau angkatann mempunyai jenisnya sendiri.
2.4 PROSES MEMBACA KREATIF DALAM
KARYA PUISI.
Proses Kreatif terbentuknya sebuah karya (dalam hal ini
puisi) tak bisa dilepaskan dari proses belajar yang berasal dari dua hal,
yakni : Inside Learning/ Learning by doing ( belajar dari pengalaman) dan
outside learning/learning by experience (belajar dari sumber lain).
2.4.1 INSIDE LEARNING
Pengalaman memegang peran dominan dalam proses kreatif. Tiap apa yang
dikecap atau dirasa, bisa menjadi sumber inspirasi. Lembar demi lembar
peristiwa apabila mampu dituliskan akan menjelma menjadi ratusan bahkan
ribuan buku. Namun begitu, setiap orang memiliki ketertarikan yang beragam.
Tidak semua peristiwa atau tempat mampu menggerakkan pena mereka untuk
merangkai kata. Mereka hanya membidik apa yang menurut mereka berkesan dan
memiliki arti.
Sebagai contoh, berada di tengah-tengah pasar mungkin sangat
menarik bagi A, sehingga 'kekagumannya' pada suasana pasar tersebut
mampu menginspirasinya dalam berkarya.
Sebelah penjual sayur tukang bubur,
Sebelah penjual sayur tukang bubur,
bertabur
lalat terbang dan hinggap
Lahap
pembeli tak hirau kanan kiri
...
Bagi si B yang tidak menyukai keramaian dan lebih suka
menyendiri, mungkin berada di tempat sunyi akan lebih membuatnya tenang dalam
berkarya. Kalaupun ada 'keramaian' yang tercipta, alamlah penyebabnya.
Berdiri
di tepian ombak
Beranjak
dari ribuan jarak
Terpaku
dalam kepungan pulau
Senja
telah tenggelamkan wajah
Gelombang
menggoyang bayang-bayang
Terbayang
kenangan silih beralih
Sesaat
berkilat di tempa cahaya
lalu
gelap melelapkan cakrawala
Ada kalanya sebuah peristiwa mampu
memicu ledakan emosi sang pengarang untuk berkarya. Agresi Militer Belanda I
yang memakan korban ratusan penduduk Rawagede (daerah antara Karawang-Bekasi),
menginspirasi Chairil Anwar dalam menulis puisi : Antara Karawang Bekasi.
Kami
yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak
bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi
siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang
kami maju dan berdegap hati?
Kami
bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika
dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Taufik Ismail adalah salah satu penyair yang secara konsisten
memotret peristiwa penting berkaitan dengan sejarah Indonesia, mulai peristiwa
1966, Reformasi 1998 hingga Bom Bali.
TAKUT
66, TAKUT 98
Mahasiswa takut pada dosen
Dosen
takut pada dekan
Dekan
takut pada rector
Rektor
takut pada menteri
Menteri
takut pada presiden
Presiden
takut pada mahasiswa
takut
‘66, takut ‘98
2.4.2 OUTSIDE LEARNING
Selain menggali inspirasi dari
pengalaman diri, kita juga bisa memanfaatkan pengetahuan dari luar untuk
memicu sel-sel otak agar berkarya.
a. Membaca karya puisi orang lain
Semakin banyak membaca, akan
semakin luas wawasan yang kita dapatkan. Dari karya orang lain, kita bisa
belajar bagaimana mereka memilih dan memilah kata (diksi), struktur kata pada
larik dan baitnya, ragam kosa kata yang dipakai, dan lain-lain.
b. Membaca buku-buku sastra (sejarah
dan perkembangannya)
Meluangkan waktu untuk belajar dari
karya-karya para penyair terdahulu akan membuat kita semakin paham bagaimana
sebuah proses kreatif itu dapat tercipta.
Konon saat melintasi suatu kuburan,
Sitor Situmorang melihat ada bulan di malam takbiran. Maka lahirlah karyanya
yang fenomenal (karna hanya sepenggal)
MALAM TAKBIRAN
Bulan di atas kuburan
c. Belajar langsung dari sang
penulis puisi
Akan menjadi sebuah keuntungan yang
besar apabila kita bisa berinteraksi dengan sang penulis puisi secara langsung.
Kita bisa mencatat kiat-kiatnya dalam berkarya. Bila memungkinkan, kita bisa
berkonsultasi dan meminta pertimbangan tentang puisi yang kita buat.
2.5 LANGKAH-LANGKAH PROSES KREATIF :
2.5 LANGKAH-LANGKAH PROSES KREATIF :
2.5.1 Akumulasikan Inside Learning & Outside
learning
Sinergitas antara dua proses
pembelajaran tersebut akan mampu memicu datangnya inspirasi. Keberanian
berfungsi sebagai katalis yang akan membuat proses tersebut berjalan
lebih cepat. Bidik titik yang menjadi daya tarik. Fokuskan perhatian di satu
titik tersebut. Misalkan saja suatu ketika, sepanjang siang hingga sore kita
bepergian ke pantai.
Banyak hal menarik yang berkesan
sepanjang perjalanan. Anak-anak yang riang bermain di pasir putihnya, deru
ombak yang meliuk-liuk, karang yang menjulang, ombak yang tenang, dan
lain-lainnya. Jangan terpengaruh/ terpancing untuk membidik semua titik.
karena hal ini justru akan membuat fokus kita menjadi kabur.
Pusatkan perhatian pada satu hal : Ombaknya, anak-anaknya, karangnya,
pasirnya, pantainya, atau justru jembatannya?
2.5.2 Masa Inkubasi
Apa yang telah diserap oleh indera
kita secara sadar, sesungguhnya juga telah dicitrakan di alam bawah sadar.
Inside Learning & Outside learning akan diaduk, lalu diendapkan.
Hal-hal yang berkaitan dengan fokus kita tadi, akan dikembalikan ke alam sadar,
sedangkan hal-hal yang di luar fokus akan dibenamkan ke bawah sadar.
Inilah saat yang disebut sebagai AHA..!
2.5.3 Saat Penulisan
Proses kreatif 'AHA' di atas
harus kita manfaatkan dengan segera mengambil catatan dan mulai
menuliskan apa saja yang terbersit di benak. Catat saja semuanya dan biarkan
kata-kata bergulir apa adanya. Biarkan saja segala rasa yang ada, tumpah
menjadi kata-kata...
Misalkan tadi kita mengandaikan
'Ombak' yang menjadi titik fokus, mungkin barisan kata berikut akan muncul :
Berdiri di tepian ombak
pergi dari pulau seberang
terpaku di semenanjung ragu
2.5.4 Menyunting Kembali
Naskah
Ambillah jeda beberapa saat, sebelum
mengedit (menyunting) naskah yang telah kita buat. Mungkin ada beberapa kata
yang perlu dihilangkan atau ditambahkan. Bacalah berulang-ulang dan rasakan
sensasi ketika membacanya. Bila ragu terhadap kehadiran kata tertentu, kita
bisa menggantinya dengan kata baru yang lebih mewakili isi hati.
Bila kita kurang berkenan dengan
pergi dari pulau seberang, kita bisa mulai mengganti kata-katanya, dan
mencari padanan katanya. kata pergi mungkin bisa diwakili dengan beranjak,
sedangkan pulau seberang bisa diganti beribu kilo, ataupun
selaksa jarak tergantung sreg mana kita memilihnya.
Sepertinya ada rima antara beranjak
dan jarak, karenanya akan lebih mengasyikkan kalau kata-kata ini yang
dipilih. Jadinya :
Berdiri di tepian ombak
Beranjak dari ribuan jarak
terpaku di semenanjung ragu
2.5.5 Menerbitkan Naskah
Segera terbitkan naskah setelah
selesai menyuntingnya. Kita bisa mengupload di blog, mengirimkan ke
redaksi majalah/ koran, atau tempat-tempat lain. Senantiasa terbuka terhadap
kritik akan membuat kita maju dan semakin matang dalam berkarya.
2.6
CARA dan TIPS MEMBACA PUISI YANG BAIK dan BENAR
Kegiatan membaca
puisi (poetry reading) mulai populer sejak hadirnya kembali WS. Rendra (Alm)
dari kelananya di Amerika Serikat. Agar Anda dapat membaca puisi dengan baik
perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Interpretasi (penafsiran)
Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap
simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh penyair. Bila kita
salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang, kita dapat salah dalam memahami
isinya.
2.
Teknik vokal
Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan
intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.
3. Performance (penampilan)
Dalam
hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami pentas dan publik. Pembaca
puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Berani
menatap penonton dan mengatur ekspresi yang tidak berlebihan. Selain itu,
pembaca puisi harus memperhatikan pula irama serta mimik. Mimik merupakan
petunjuk apakah seseorang sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi
puisi itu. Harmonisasi antara mimik dengan isi (maksud) puisi merupakan puncak
keberhasilan dalam membaca puisi.
Ingatlah tidak setiap puisi dapat dibaca (dilisankan) tanpa
menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya Anda menemui
deretan baris atau bait yang satu dengan yang lain mempunyai jalinan pengucapan
atau ada pula yang secara tertulis terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda
kurang tepat dalam memberi jeda, akan dapat mengaburkan maknanya.
Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat
dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar angan atau
citraan dalam puisinya. Melalui citraan penikmat sajak memperoleh gambaran yang
jelas, suasana khusus atau gambaran yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan
penyairnya.
BAB III
PENUTUP
3.2 KESIMPULAN
Fungsi
puisi adalah spiritual yang siifatnya tidak langsung baguii kehidupan fisikal
yang praktis. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi yang merupakan ekspresi tidak
langsung. Kegunaan atau manfaat puisi ini berhubungan dengan kehidupan
batin/rohani atau kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat
kehidupan batuin dan kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaan ini puisi
mempengaruhi aktifitas kehidupan fisik manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Andangdjaya,
Hartoyo. (1973). Buku Puisi. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Alisyahbana,
S. Takdir. (1996). Puisi Lama. Jakarta:
Dian Rakyat.
Aminuddin.
(1995). Statistika Pengantar Memahami
Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang:
IKIP Semarang Press.
ajur
AntwoordVee uit