Maandag 17 Junie 2013

prosa, fiksi, dan drama



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Burhan Nurgiyantoro dalam bukunya yang berjudul “Teori Pengkajian Fiksi” menjelaskan bahwa kesusastraan adalah suatu bidang kajian yang termasuk ruang lingkup Bahasa Indonesia di samping kajian kebahasaan yang lain.  Materi  yang tercakup dalam kesusastraan adalah puisi, prosa, dan drama. Dalam pembelajarannya, materi itu terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa  (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Keterintegrasian materi sastra dalam  empat keterampilan berbahasa tersebut tujuannya adalah agar memperoleh dan memiliki  pengalaman  berapresiasi  sastra  secara  langsung.
Pengetahuan tentang kesusastraan adalah hal wajib sebagai bekal bagi calon guru bahasa, khususnya bahasa Indonesia karena hal tersebut termasuk ketrampilan dasar yang harus dimiliki. Berapresiasi sastra,  dapat menambah pengetahuan, wawasan, kesadaran dan kepekaan perasaan, sosial, dan religinya akan terasah, dan akan timbul penghargaan dan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.  
Prosa, fiksi dan drama merupakan objek kajian kesusastraan yang harus kita pahami dengan demikian kita dapat menganalisa, mengapresiasi dan membuat karya prosa, fiksi, dan drama, oleh sebab itu pada makalah ini penulis akan menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan prosa, fiksi dan drama.

1.2  Rumusan Masalah

1.        Apa yang dimaksud prosa fiksi dan drama?
2.        Apa saja jenis prosa fiksi dan drama?
3.        Apa ciri karya sastra lama dan baru?

1.3  Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis bertujuan sebagai konsep dalam mempelajari prosa, fiksi dan drama serta jenis karya sastra dan hakikat karya sastra itu sendiri. Pengetahuan tentang karya sastra merupakan pengetahuan wajib para calon guru bahasa Indonesia sebagai bekal dasar yang harus dikuasai. Begitu kompleknya permasalah yang ada dalam prosa, fiksi dan drama menuntut kita jeli dalam memahami dan menganalisa khususnya pada karya sastra prosa dan fiksi.

1.4  Manfaat Penulisan
Semoga dengan makalah ini dapat menjadi menjadi penambah khasanah ilmiah sebagai bekal menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sumber daya manusia yang handal baik dalam bidang skill dan pengetahuan, serta professional dalam bidangnya. Orang yang mau menulis maka dapat mengetahui dimana sisi kelemahan dari hasil karya tulis yang dibuatnya sehingga, dapat memperbaikinya serta menambah pengetahuan bagi penulis sendiri, serta dengan membaca maka pengetahuan akan bertambah dan diharapkan dengan pengetahuan yang yang ada, kita dapat berbagi kepada anak didik kita kita.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prosa Fiksi dan Derama
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kekeliruan, pengertian prosa ini dibatasi pada prosa sebagai genre sastra. Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat dalam puisi).
Kajian kesusastraan sering mengistilahkan prosa sebagai fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata. Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata (secara empiris).
 Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi. Fiksi menurut Altenbernd  dan Lewis yang dikutip oleh jakob sumardjo dam bukunya yang berjudul” Apresiasi Kesusastraan”(1955),menjelaskan bahwa fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan – hubungan antar manusia. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, fiksi adalah cerita rekaan (roman, novel, dsb). Sudjiman, Burhan Nurgiantoro (1995), menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, danalur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa.Logika dalam prosa fiksi adlah logika imajnatif, sedangkan logika dalam nonfiksiadalah logika factual.Prosa fiksi dapat dibedakan atas pendek dan novel.
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk di pentaskan atau di pertunjukkan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Cerita atau kisah, terutama yg melibatkan konflik atau emosi, yg khusus disusun untuk pertunjukan teater. Drama juga dapat di beri pengertian ceritra atau karangan yang berbentuk skenario lengkap, dimana semuanya telah diuraikan secara rinci oleh penulis drama, misalnya kalimat-kalimat yang harus diucapkan oleh pemain, sikap dan gerak-gerik yang harus dimainkan oleh pemain juga tempat adegan dalam cerita drama diuraikan secara rinci oleh penulisnya. Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan bahasa golongan pelaku. Bahasa jongos berbeda dengan bahasa majikan, guru, dokter, pujangga dan lain-lain.

2.2 Jenis Prosa Fiksi dan Drama
Prosa fiksi dapat di bedakan atas prosalama  dan prosa baru. Sedangkan drama dapat dibedakan atas; drama menurut masanya dan drama berdasarkan isi kandungan cerita .
2.2.1 Prosa Lama
 Aminuddin dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Apresiasi Karya Sastra” menjelaskan Prosa lama adalah prosa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama Indonesia. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Prosa lama yang mula-mula timbul dan disampaikan secara lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah masyarakat Indonesia menjadi akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada. Prosa lama terbagi atas:
2.2.1.1. Bidal 
Bidal, adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa kias. Bidal terdiri dari beberapa macam, diantaranya:
a.    Pepatah 
Pepatah adalah suatu peri bahasa yang mengunakan bahasa kias dengan maksud mematahkan ucapan orang lain atau untuk menasehati orang lain.
b.    Tamsil
Tamsil (ibarat) adalah suatu peribahasa yang berusaha memberikan penjelasan dengan perumpamaan dengan maksud menyindir, menasihati, atau memperingatkan seseorang dari sesuatu yang dianggap tidak benar.

c.    Kiasan
Ungkapan tertentu untuk menyampaikan maksud yang sebenarnya kepada seseorang, karena sifat, karakter, atau keadaan tubuh yang dimilikinya. Kata-kata sebutan yang digunakan dengan cara tersebut dinamakan bahasa kiasan.
d.    Perumpamaan
Perumpamaan adalah suatu peribahasa yang digunakan seseorang dengan cara membandingkan suatu keadaan atau tingkah laku seseorang dengan keadaan alam, benda, atau makhluk alam semesta.
e. Pemeo
Pemeo adalah suatu peribahasa yang digunakan untuk berolok-olok, menyindir atau mengejek seseorang atau suatu keadaan.
2.2.1.2 Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk sastra lama yang berisikan cerita kehidupan para dewa-dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat, kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
2.2.1.3 Sejarah atau Tambo
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Tambo atau cerita sejarah, kadang tidak sepenuhnya mengandung kebenaran, karena dicampurkan dengan hal-hal yang tidak masuk akal atau dongeng. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama.
2.2.1.4  Dongeng
Bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang bersifat khayalan dari pengarangnya. Jadi dongeng bukan merupakan cerita yang benar-benar terjadi. Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati saja atau pelipur lara. Itulah sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara.



Bentuk-bentuk cerita dongeng:
a.    Mite (Mitos)
Mite (Mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang gaib, alam gaib atau yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib, seperti dewa, peri ataupun Tuhan.
b.    Sage
Sage, adalah cerita lama yang di dalamnya mengandung unsur sejarah atau yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan tentang kepahlawanan,keperkasaan, serta kesaktian, keberanian, dan keajaiban para raja, pangeran atau tokoh-tokoh tertentu
c.    Fabel
Fabel adalah dongeng tentang binatang yang bisa berbicara dan bertingkah laku seperti manusia, sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang).
d.    Legenda
Dongeng atau cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah, tentang suatu kejadian alam, asal-usul suatu benda, atau kejadian di suatu tempat atau daerah.
e.    Penggeli Hati (Dongen Jenaka)
Penggeli hati adalah cerita komedi yang berkembang dalam suatu masyarakat atau cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.
h.    Cerita Perumpamaan
Dongeng yang mengandung kiasan atau ibarat yang berisi nasihat dan bersifat mendidik.
i.      Parabel
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan
j.      Cerita Berbingkai 
Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi, yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Cerita dalam cerita itu disebut cerita sisipan. Kadang kala cerita sisipan itu di dalamnya ada pula cerita. Sehingga cerita berbingkai ini menjadi cerita yang bersusun. Ceritra berbingkai biasanya bertemakan pendidikan akhlak, agar manusia tidak berbuat jahat atau lalim terhadap sesamanya.

k.    Cerita Panji
Disebut juga hikayat yang berasal dari kesusastraan Jawa yang berkisah tentang 4 kerajaan di pulau Jawa yaitu : kerajaan Jenggala, Kediri, kurawan dan Singosari.
2.2.2 Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Adapun bentuk sastra baru sebagai berikut:

2.2.2.1 Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
 a. Roman bertendens, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
b. Roman sosial, memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
c. Roman sejarah, yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
d. Roman psikologis, yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
e. Roman detektif, yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
2.2.2.2 Novel
Novel berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
2.2.2.3 Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
2.2.2.4 Riwayat (biografi)
Riwayat (biografi) adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
2.2.2.5 Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.



2.2.2.6 Resensi
Resensi adalah pembicaraan atau pertimbangan atau ulasan suatu karya (buku, filem, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
2.2.2.7 Esai
Esai adalah ulasan atau kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, filem, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
2.2.3   Drama
       Berdasarkan masanya drama dapat dibedakan atas:
a.    Drama Baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan       pendidikankepadmesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama Lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
     Berdasarkan isi kandungan ceritanya dibedakan atas :
1. Drama Komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Drama komedi dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
a. Komedi Situasi yaitu cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.
b. Komedi Slapstic yaitu cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya.
c. Komedi Satire yaitu cerita lucu yang penuh sindiran tajam.
d. Komedi Farce yaitu cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu.
2. Drama Tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon atau Dagelan adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet atau Operette adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau relijius.
10. Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
2.3 Perbedaan Prosa Fiksi Baru dan Lama
       Perbedaan karya sastra lama dan baru dapat kita lihat dari ciri-ciri yang melekat pada karya sastra itu sendiri. Adapun ciri-ciri karya sastra lama dalah sebagai berikut:
a. Statis;
b. Diferensiasi sedikit;
c. Tradisional;
d. Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat;
e. Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
f. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional;
g. Pokok Cerita (Selalu raja-raja dengan istananya, pemerintahannya, orang bawahannya, dan lain-lain. orang yang selalu malang).
Adapun ciri-ciri prosa baru adalah sebagai berikut:

a.Rakyat sentris (keadaan masyarakat);
b.Dinamis(bisa diubah);
c. Dipengaruhi sastra Inggris dan Belanda;
d. Adanya pengarang.



BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Prosa sering diistilahkan dengan fiksi (fiction), teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata.
Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi. Fiksi menurut Altenbernd  dan Lewis yang dikutip oleh jakob sumardjo dam bukunya yang berjudul” Apresiasi Kesusastraan”(1955), menjelaskan bahwa fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan – hubungan antar manusia
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum.

3.2    Saran
Sebagai para calon guru hendaknya kita benar-benar profesional dalam disiplin ilmu yang kita  kuasai sehingga dapt menularkan pengetahun kepada anak didik dengan baik. Kemampuan dan ketrampilan bahasa yang kita miliki tidak hanya menuntut  untuk menguasai teori semata tetapi juga menuntut kita mampu untuk mencontohkan dalam bentuk karya-karya nyata khususnya pada materi yang memerlukan praktik nyata seperti drama dan  pembacaan puisi.



DAFTAR RUJUKAN

Pradopo,  Rachmat  Djoko.  1999. Beberapa Teori Sastra,  Metode Kritik,  dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Shomary, Sudirman. 2005. Sejarah Sastra Indonesia: Sejarah, Apresiasi Sastra dan Sastra Kontemporer. Pekanbaru:UIR

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1995. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Nurgiyantoro,  Burhan.  1995. Teori Pengkajian Fiksi.  Yogyakarta: Gajah  Mada University Press.


Edukasi.kompasiana.com/2011/02/01/perbedaan-prosa-dan-puisi

1 opmerking: