Kuntum
Kuntum
Semerbak harum
Diantara ilalang gersang
Dipagi yang berembun
Riak ombak yang menderu
Dan gemuruh badai
Seolah pupus diantara semi
Namun harumnya tercium jua
Entah
Entah mengapa ku terombang ambing
Diantara kegersangan
kalbu
Dan
tidak kepastian
Saat
kupu lekas menghampirimu
Dan
aku resah
Namun
jemariku tak berdaya
Tergengam
berjuta harapan
Dan
lekas ku abaikan
Namun
Waktupun
tak lekas menghapus
Impianku
yang pupus
Bahkan
disetip detik baringku
Diantara
kesunyian
Ia
menari-nari
Seolah
mengejekku
Hadir
dalam mimpi-mimpi
Ataukah
menanti pulas panjang
Yang
ku tau pasti datang
Oleh Abdul Rosyid
Suara
Hati
Disela julangan
megah
Diantara kepulan
asap mercy
Serta derap kilap
tapak-tapak botak
Mari menoleh
Wahai kawan
Di belakang sana bukit
gersang
Tersisa secerca
kehidupan
Mengapa tangis
pilu masih membahana
Bergeming diantara
dinding-dinding kardus
Suara hati berkata
Untuk negriku paru
baya
Meratap hari tanpa
kepastian
Wahai rakyat yang
berduka
Menangislah untuk
negri porak poranda
Desiran hati berbalut
hiba
Barisan botak masih
bercengkrama
Memutar poros negri
Masih sempat ia
berkata
Kita akan jaya
Kita akan bahagia
Tulang belulang
sirna seiring kenangan
Nisan pahlawan
tertanam dalam
robekan kecil
mencatat sejarah
Hari itu
Kaurelakan darah
tertumpah
Guyur persada
pertiwi
Namun
Kini
Mereka yang tak
bernurani
Laksana rayap jarah
ranting rapuh
Kikis negri
Hai
Rakyat masih
terkapar dahaga
Diantara tawa-tawa
istana
Matikah nurani
bangsa
Oleh:
Abdul Rosyid
Sunyi
Sunyi
Hatiku sunyi
Senyap diantara
kelam sepi
Desah bayu menyerusuk sulbi
Gemetar jiwaku
Entah mengapa
Oh..
Tuhan
Gema asmaMu tak
pernah padam
Diatara hening
kegelapan
Bergaung diantara
cakrawala
Mnyerusuk
kalbu-kalbu gersang
Meyemai ketandusan
Robby
Bola-bola kecil berotasi
Diantara jemari
manis
Dan bibir-bibir
bergumam
Dengan asma
kemuliyaan
Adakah khilaf
Diantara hati-hati
yang mati
Akan karuniaMu
nikmatMu
ooh
mungkin ku lekas bangun
dari koma yang
panjang
dan buaian iblis
jahannam
dan luh lekas
bercucuran
diantara sesal yang
hampir usang
saat tulang-tulang
lekas rapuh
dan tubuh yang tak
kukuh
adakah sebutir
harapan
buat hamba penuh
kehinaan
diantara dosa dan
kemaksiatan.
Oleh: Abdul Rosyid
Azan
Azan
Memecah
kesunyian
Dipagi
yang dingin
Bergema
disetiap menara
Lekas
bangkit
Dan
langkah tertatih
Tongkat
usang ditanganya
Semagat
Kuat
Walau
gelap tak bersahabat
Azan
Sesambutan
Tiap sudut kesunyian
Subuh bergemuruh
Namun
Tak banyak yang lekas bergegas
Seolah
tuli
Ataukah mati
Mati, mati dan mati
Hati mereka
Jiwa mereka
Bergumam dengan iblis jahannam
Hanyut dalam buaian
Nafsu dan kenistaan
Wahai jiwa yang aniaya
Jiwamu di gengamanNya
Dan neraka tak kan padam
Menanti kemaksiatan
Lekaslah bangkit
Diantara seruan
Kemulyaan dan kebahagiaan
Janji tuhan kan ditunaikan
Untukmu hamba yang beriman
Oleh: Abdul Rosyid.
Tunas
Kau tumbuh
Diantara karang dan batu
Diantara perih duka
Dan masa yang lara
Tunas
Kau tunas bangsa
Terus tumbuh
Diantara parasit hina
Jangan hiraukan
Kemarau lekas
meradang halang
Tanam
Tanam
Akar-akarmu
Dengan perkasa
Lekas mekar
Daunmu dan
menghijau
Tunas bangsa
Rimbunkan daunmu
Tuk kami berteduh
Kala mentari lekas menyegat
Dan tulang-tulang kami rapuh
Tunas
Bangsamu
menanti
Dalam
Penantian panjang
Dan
derita lah melanda
Dalam
jeruji permata
Ataukah
pupus
Mimpi
pejuang kami
Ataukah
rela
Dengan
derita papa mama
Dan
airmata pujangga bangsa
Oleh: Abdul Rosyid
Tsunami
Derita, pilu dan duka
Dantang tanpa kata dan duga
Diantara nyanyian tarian riang
Sedang dalam kealfaan
Kau hancur dan musnahkan
Sedetik merubah kenyataan
Tawa jadi duka
Bahagia jadi pilu lara
Canda dengan air mata
Rata,
prak poranda
Tiada
sedikitpun tersisa
Jika
sang maha kokoh murka
Adakah
yang masih merasa milik kita ?
Tataplah
panorama
Dihadapan
mata
Beribu
hamba tanpa nyawa
Berserak
bagai barang tak da harga
Oh
tsunami
Kau
gulung bumi
Hanya
bagai permadani
Sekejap
merayap
Berjuta
nyawa lesap
Oh
tsunami
Maha
dahsyat
Kau
buat beribu ummat terperanjat
Akan
kuasa yang maha kuat
Tingallah
duka
Diantara
hambba yang lupa
Tuk
kembali pada_Nya
Oleh: Abdul Rosyid
Bintang
Bintang
Dikegelapan
Berkedip
indah menawan
Menghias
langit dalam kesunyian
Menghibur
hati dalam kegundahan
Menemani
malam dalam kesunyian
Bintang
Tinggi
jauh diatas awan
Bertabur
diantara keheningan
Beribu
teman
Dalam
formasi menyenangkan
Bintang
Bersinar
terang
Tanpa
lelah spanjang zaman
Bersama
bayu terpa dedaunan
Bagai
bait lagu para sastrawan
Indah
mengalun dengan kemerduan
Menghibur
insan dalam kedukaan
Bintang
Cantik
kuning keemasan
Memancar
bagai berlian
Menari
besama riak lautan
Bercloteh
dihati kepiluan
Mengundang
kerinduan
Pada
bunda dikejauhan
Yang
selalu hadir dalam angan
Bintang
Dilangit
hitam
Mengudang
kehangatan
Pada
hati yang gesang
Hidup
di alam perantauan
Mengari
ilmu di negri orang
Bekal
hidup dimasa depan
Oleh: Abdul Rosyid
Dzikir
Petang meradang
Mentari lekas
bersemayam
Dan camar lelap dalam
buaian
Diantara pekat malam
Mengalun gemrisik
dedaunan
Disudut surau tua
Dan bait-bait zikir
melantun
Berdebar hati
Saat lekas terlelap
Menyusup diantara
relung jiwa
Yang telah lama tandus dengan
dosa
Dan rapuh oleh nista
Qolbu yang kering
keronta
Alfa akan ingat
tuhannya
Bergelimang angkara
murka
Seolah jiwa kan selau
dengan raga
Padahal Izrail tiada
lena
Meradang maut dihadapan
mata
Zikir
Mengalun merdu
Menyemai qolbu layu
Dan hamba
Kini lekaslah tau
Akan apa makna hidup
Sedetik adalah
penentuan
Perjuangan gapai
harapan
Kebahagiaan dari tuhan
Ataukan penyesalan
Yang tiada pernah
terbalaskan
Zikir
Mari berzikir
Mohon ampun atas kehilafan
Astagfirrullah, Astagfirullah
Subhanallah, Lailahaillallah.
Mari kita kembali
Pada fitrah-fitrah kita
Oleh: Abdul
Rosyid
Prahara
Prahara
Diantara
bukit-bukit cinta
Bagai
api dalam sekam
Membrangus
kedamaian
Bagai
badai di kelap malam
Menghempas
ketenangan
Bagai
halilintar ditengah hujan
Hancurkan
kesejukan
Prahara
Diantara
kuntum-kuntum bunga
Bagai
herbisida
Musnahkan
keindahan
Bagai
nuklir
hancurkan
hirosima
prahara
bibit-bibit
duka
diantara
taman nirwana
dan
bias dalam detak-detak jantung
prahara
semai
diantara karang tajam
menyayat-nyayat
ari
pedih,
perih tiada tara
prahara
badai
biduk-biduk samudra
tanpa
nahkoda
hancunkan
bahtera cinta
bagai
bajak laut
yang
tiada kata hiba
dahsyat
sungguh dahsyat
bagai
bara
membakar
tiap jiwa
hancur
,rubuh, nirwan cinta
hanyalah
puing-puing
mencatat
sejarah asmara
Oleh: Abdul
Rosyid
Palestina Ku Cinta
Bingkisan
Untuk sahabatku
Muslim-muslim dikatulistiwa
Dengarlah
Negri kami bersimbah darah
Beribu sahabat kami terkapar
Tanpa nyawa
Entah apa dosa kami
Begitu angkuh mereka
Tanpa ada rasa hiba
Kedamaian kami
Dikoyak
anjing-anjing lapar
Yang tak
bernurani
Kami tak mengerti
Setiap saat amunisi
Dapat melubang jantung kami
Wahai sahabat-sahabat kami
Negrikami berselimut duka
Palestina ku cinta
Mereka jarah
Bagai babi hutan
Dengan kebutaan
Tiada kenal kemanusiaan
Tangis anak-anak kami
Terkoyak jiwanya
Raganya
Entah kemana orang tua mereka
Siapa yang peduli dengan airmata
Darai sahabat yang teraniaya
Hujan mortir
Menghujam jiwa-jiwa tanpa dosa
Israil terkutuk
Butakah matamu, mata hatimu
Rakus, tama, biadab
Kau rusak mimpi-mimpi kami
Mungkin seribu tahun lagi
Untuk pulih dari mimpi
Oleh:Abdul
Rosyid
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking