Maandag 17 Junie 2013

retorika



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi dengan sesama kita baik melalui bahasa langsung (berbicara) maupun tidak langsung (bahas tulis). Ada berbagai macam maksud yang hendak kita sampaikan seperti meyakinkan, mempengaruhi, mengajak, memerintah dan lain-lain. Keberhasilan kita dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah logos (meyakinkan dengan logika-logika), patos (kejiwaan atau aspek pisikologi), etos (kepercayaan atau kredibilitas).
Dalam kajian ilmu pengetahuan seni berbicara atau komunikasi ini sering disebut dengan retorika. Orang yang menguasai ilmu retorika atau memiliki retorika yang bagus dalam berkomunikasi maka akan lebih mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang dibicarakannya serta terasa enak didengarkannya dan tidak membuat bosan pendengarnya.
Retorika, bukan hanya ilmu pidato, tetapi meliputi pengetahuan sastra, gramatika, dan logika. Karena dengan rasio tidak cukup untuk meyakinkan orang, untuk meyakinkan orang lain memerlukan teknik-teknik memanipulasi emosi dan menggunakan prasangka untuk menyentuh hati pendengar.

1.2  Rumusan Masalah
a.    Apa itu retorika?
b.    Apa manfaat dan tujuan mempelajari retorika?

1.3  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dimaksudkan sebagai sedikit refrensi dalam kita mempelajari retorika sehingga dengan mengetahui retorika diharapkan kita bisa menjadi seorang pembicara yanb baik, terlebih lagi jika kelak kita menjadi seorang guru yang akan banyak berbicara dihadapan anak didik kita. Pengalam dan pengetahuan tenatang ilmu dan seni dalam berbicara dapat membantu untuk mempermudah seseorang memahami maksud yang hendak disampaikan seorang pembicara tersebut. Banyak orang yang pandai dan berpengetahuan namun, mereka sangat sulit jika disuruh untuk berbicara dihadapan umum, kenapa demikian? Salah satu alasannya ialah mereka tidak terbiasa serta tidak menguasai bagaimana teknik-teknik berbicara dihadapan umum. Ada pula kalanya yang pembicaraannya sama sekali tidak menarik dan membosankan pendengar, sulit dipahami dan berbelit-belit tidak jelas. Oleh sebab itulah, pentingnya ilmu tentang retorika yang akan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

1.4  Manfaat Penulisan
Mengigat betapa pentingnya kita memahami ilmu retorika sebagai bekal seorang guru atau pembicara, maka dengan penulisan makalah ini diharap kan dapat memberi manfaat sebagai penambah khasanah keilmuan  yang menjadikan kita semua seorang pembicara atau guru yang menarik, memahamkan, tidak bertele-tele dalam berbicara khususnya dan pada kary-karya tulis kita.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Retorika
Retorika berasal dari bahasa Yunani rhêtôr, orator, teacher yang didefinisikan sebagai sebuah teknik membujuk atau merayu secara persuasi untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen. Plato secara umum memberikan defenisi terhadap retorika  sebagai suatu seni manipulatif yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan dan pengharapan mereka. Demikian yang dikatakan Kenneth Burke retorika sebagai substansi, dengan penggunaan media oral atau tertulis.
Dalam buku Theories Of Human Communication karangan Little John, dikatakan bahwa studi retorika sesungguhnya adalah bagian dari disiplin ilmu komunikasi. Mengapa? karena di dalam retorika terdapat penggunaan simbol-simbol yang dilakukan oleh manusia, karena itu retorika berhubungan erat dengan komunikasi Persuasi. Sehingga dikatakan retorika adalah suatu seni dari mengkonstruksikan argumen dan pembuatan pidato. Little John mengatakan retorika adalah ” adjusting ideas to people and people to ideas” Little John (2004:50). Retorika adalah seni untuk berbicara yang baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antarmanusia Hendrikus (1991:14) Sedangkan oleh sejarawan dan negarawan George Kennedy mendefinisikan retorika sebagai ”suatu energi yang inheren dengan emosi dan pemikiran, yang dipancarkan melalui sebuah sistem dari tanda-tanda, termasuk didalamnya bahsa yang ditujukan pada orang lain untuk mempengaruhi pendapat mereka atau aksi mereka”
Dengan demikian dapat di simpulkan secara sederhana bahwa Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato.


2.2 Manfaat dan Tujuan Retorika
Sebelum lebih lanjut mengetahui mamfaat kita berretorika ada baiknya mengetahui tujuan dari retorika terlebih dahulu. Tujuan retorika adalah persuasi, yang dimaksudkan dalam persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya pendengar akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan pembicara. Artinya bahwa tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat lewat kegiatan bertutur, adapun mamfaat dari retorika sangat banyak,antara lain sebagai berikut:
1.    Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat;
2.    Membimbing penutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia pada umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan sedang dihadapi;
3.    Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik;
4.    Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran dengan alasan yang masuk akal;
2.3 Prnsip-prinsip Retorika Modren atau Rtorika Komposisi
            Pada retorika modren atau retorika komposisi ini penekanannya lebih kuat pada komunikasi yang disampaikan secara tulis. Prnsip-prinsip retorika modren atau rtorika komposisi sebagai berikut:
1.        Penguasaan secara aktif sejumlah besar kosa kata bahasa yang dikuasainya. Semakin besar jumlah kosa kata yang dikuasai secara aktif, semakin mampu memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pikiran.
2.        Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang memungkinkan penulis mempergunakan bermacam-macam bentuk kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda. Kaidah-kaidah ini meliputi bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.
3.        Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa, dan mampu menciptakan gaya yang hidup dan baru untuk lebih memudahkan penyampaian pikiran penulis.
4.        Memiliki kemampuan penalaran yang baik, sehingga pikiran penulis dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.
5.        Mengenal ketentuan-ketentuan teknis penyusunan komposisi tertulis, sehingga mudah dibaca dan dipahami, disamping bentuknya dapat menarik pembaca. Ketentuan teknis disini dimaksudkan dengan: masalah pengetikan/ pencetakan, cara penyusunan bibliografi, cara mengutip, dan sebagainya.
6.        Dengan demikian pencorakan komposisi dalam retorika modern akan meliputi bentuk karangan yang disebut: eksposisi, argumentasi, deskripsi, dan narasi.
7.        Eksposisi adalah suatu bentuk retorika yang tujuannya adalah memperluas pengetahuan pembaca, agar pembaca tahu mengenai apa yang diuraikan.
8.        Argumentasi merupakan teknik untuk berusaha mengubah dan mempengaruhi sikap pembaca.
9.        Deskripsi menggambarkan obyek uraian sedemikian rupa sehingga barang atau hal tersebut seolah-olah berada di depan mata pembaca.
10.    Narasi merupakan teknik retorika untuk mengisahkan kejadian –kejadian yang ingin disampaikan penulis sedemikian rupa, sehingga pembaca merasakan seolah-olah ia sendiri yang mengalami peristiwa tersebut.
2.4 Metode Retorika
2.4.1 Exordium (pendahuluan), Fungsinya pengantar kearah pokok persoalan yang akan dibahas dan sebagai upaya menyiapkan mental para hadirin dan membangkitkan perhatian .Berbagai cara yang dapat ditampilakan untuk memikat perhatian hadirin.
2.4.2Protesis (latar belakang), Mengemukakan hakekat pokok persoalan tersebut secara faktual atau secara kesejahteraan nilainya serta fungsinya dalam kehidupan. Jadi pembahasan ini dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan pendengar.
2.4.3 Argumentasi (isi), Memberikan ulasan-ulasan tentang topik yang akan disajikan secara teoritis, kemudian mengemukakan kekuatan posisinya.
2.4.4 Conclusio (kesimpulan), Suatu penegasan hasil pertimbangan yang mengandung justifikasi atau pembenaran menurut penalaran orator atau pembawa naskah. Hal-hal yang perlu dihindari dalam pembuatan kesimpulan adalah:
a. Mengemukakan fakta baru;
b. Mengemukakan kata-kata mubazir dan tidak fungsional.

2.5  Etika Retorika
a.     Memperhatikan kondisi keadaan tertentu, hal ini memerlukan keputusan yang bijaksana, humanistis dan etis social.
b.     Memperhatikan standar benar tidaknya ditentukan hukum
c.     Memperhatikan etika nilai adat istiadat atau tata nilai kesopanan yang berlaku dimasyarakat.
d.     Memperhatikan alasan logis atau fakta yang ada
e.     Memiliki kekuatan dalil atau nash


BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato. Dalam pengertian lain juga dapat didefinisikan retorika adaln seni berkomunikasi dengan orang lain secara tatapmuka atau tidak sesuai dengan pengertian retorika modren yaitu komunikasi dengan menggunakan media tulis.
Tujuan daraipada retorika adalah untuk meyakinkan, mempengaruhi pendengar atau pembaca terhadap apa yang kita bicarakan atau kita tulis dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah logos, pthos, etos.
Manfaat daripada retorika sangatlah banyak namun kesemuanya padahakikatnya hanya satu yaitu menciptakan seorang pembicara atau penulis yang menarik, profesional, memahamkan, serta mampu memahami keadaan daripada pembaca atau lawan bicara kita sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan tercapainya maksud yang kita inginkan.

3.2 saran
Retorika merupakan hal penting yang harus kita pelajari sebab dengan menguasai retorika yang bagus kita akan dengan mudah meyakinkan, mempengaruhi dan menyampaikan maksud kita kepada orang lain, mempertahankan gagasan, ide-ide dengan menggunakan aargumentasi-argumentasi yang logis. Seseorang yang memiliki kemampuan beretorika dengan bagus ketika ia menjadi seorang pembicara maka ia akan menarik, tidak membosankan karena ia mampu memahami keadaan para pendengar serta berbicara dengan tidak bertele-tele, setiap ide dan gagasanya tersusun dengan rapi sesuai dengan herarkinya.




DAFTAR RUJUKAN
Tinambunan, jamilin. 2007. Ketrampilan Menulis. Pekanbaru: UIR.
Keraf, gorys. 1979. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Jakarta: nusa indah.
Guntur tarigan, henry. 2005. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung:    angkasa.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking